Morfologi Akar Wangi Dan Budidaya Tanaman Minyak Atsiri

Akar wangi termasuk dalam famili Poaceae, dan masih sekeluarga dengan tanaman serai atau padi. Secara tradisional, masyarakat kita mengeringkan akarnya untuk digunakan sebagai pengharum tempat penyimpanan, seperti lemari penyimpan pakaian. Adapun aroma wangi berasal dari bagian akar tanaman, ciri-ciri atau morfologi akar wangi akan dijelaskan disini.

morfologi akar wangi

Negara-negara penghasil akar wangi antara lain Indonesia, China, dan Haiti sebagai produsen utama dunia. Padahal pengolahan minyak akar wangi diperkenalkan ke Haiti pada tahun 1940-an oleh Lucien Ganot dari Prancis. Pengolahan minyak atsiri pada waktu itu menggunakan uap, Haiti dan Reunion menghasilkan minyak akar wangi terbaik, dan disusul oleh produsen dari Jawa. Komoditas ini kemudian dipasarkan ke Amerika Serikat, Eropa, India, dan Jepang merupakan konsumen utama minyak akar wangi.

Morfologi Akar Wangi


Menurut sejarah perkembangannya, tanaman ini berasal dari India, spesis Chrysopogon Zizanioides banyak dibudidayakan didaerah tropis. Produsen terbesar akar wangi adalah Haiti, India, Indonesia, dan Reunion. Untuk melihat bagaimana ciri-ciri tanaman ini, berikut dijelaskan morfologi akar wangi untuk acuan budidaya tanaman akar wangi:
  1. Tanaman akar wangi dapat tumbuh setinggi 150 centimeter dan membentuk rumpun. Ciri batang tampak tinggi dan daunnya panjang, tipis, dan agak kaku, serta bunga akar wangi berwarna kecoklatan. Batang tanaman tegak dan kaku, bisa bertahan dalam aliran air yang dalam. 
  2. Sistem akar tanaman akar wangi tersusun rapi dan sangat kuat, bisa tumbuh 3 sampai 4 meter dalam tahun pertama. Sistem akar tumbuh ke bawah mencapai kedalaman 2 hingga 4 meter. Tidak memiliki stolon atau rimpang, sangat toleran terhadap kekeringan dan dapat membantu melindungi tanah dari erosi sel. 
  3. Daunnya bisa mencapai panjang hingga 150 centimeter dan lebar 8 milimeter. Panjang malai (bunga tandan berganda) panjangnya 15 hingga 30 centimeter, bercabang yang panjangnya 25 hingga 50 milimeter. Gabah tampak berpasangan dan ada tiga benang sari.

Budidaya Akar Wangi


Perkembangan akar wangi yang paling umum digunakan bersifat steril, tidak menghasilkan benih yang subur. Karena bibit merambat dengan sendirinya, bukan stola bawah tanah. Tanaman ini tidak invasif dan mudah dikontrol dengan cara memberi pagar pada lahan. Tetapi akar wangi yang tumbuh subur bisa menjadi invasif. Dan hampir semua akar wangi yang ditanam diperbanyak secara vegetatif.

Budidaya akar wangi ditanam dalam barisan panjang dan rapi, hal ini ditujukan agar panen lebih mudah. Tanah harus basah, kedalaman parit sekitar 15 hingga 20 centimeter. Mengatur sistem irigasi sangat dianjurkan untuk beberapa bulan pertama setelah penanaman. 

Tanaman ini lebih menyukai tanah liat sedikit berpasir. Tanaman di tanah yang agak miring untuk menghindari genangan air jika terjadi kelebihan air atau tergenang. Penyiraman harus dipantau untuk menghindari genangan air yang akan menghambat pertumbuhan tanaman muda.

Tetapi pada tanaman dewasa, akar wangi tumbuh subur dalam kondisi terendam air, dan usahakan pH tanah antara 3.3 sampai 12.5. Dengan mengenal morfologi akar wangi, budidaya tanaman ini akan menjadi lebih mudah untuk digunakan sebagai herbal.

Referensi

  • Field Evaluation of Vetiver Grass as a Barrier against Formosan Subterranean Termites (Isoptera: Rhinotermitidae). Journal of the Mississippi Academy of Sciences, 2012.
  • The Vetiver System for Soil and Water Conservation. By Greenfield, John C, 2008.
  • Chrysopogon Zizanioides, image courtesy of wikimedia commons.
Morfologi Akar Wangi Dan Budidaya Tanaman Minyak Atsiri Morfologi Akar Wangi Dan Budidaya Tanaman Minyak Atsiri Reviewed by Jamaluddin on 4/30/2017 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.