Manfaat Daun Bandotan, Ciri-Ciri, Efek Samping, Dan Ramuan Obat

Mungkin namanya terdengar asing, tetapi manfaat daun Bandotan bukan hal asing dikalangan orang tua kita. Nama latin tanaman ini adalah Ageratum Conyzoides, tanaman sejenis gulma dari anggota suku Asteraceae. Bandotan termasuk tanaman semusim, secara ilmiah ditemukan di Amerika tropis, khususnya Brasil. Tetapi di Indonesia, Bandotan bukan tanaman asing dan telah lama berkembang di tanah air.

Beberapa bahasa menyebutnya sebagai rumput Babandotan atau Babadotan, Wedusan, Dus-bedusan, Rumput Balam. Orang luar negeri ada yang menyebutnya Billygoat-Weed, Goatweed, Chick Weed atau Whiteweed. Bagaimana bisa tanaman ini disebut Bandotan? Tumbuhan ini ternyata mengeluarkan bau yang menyerupai kambing. Ternyata tanaman ini telah lama digunakan sebagai bahan herbal oleh nenek moyang di Asia. Sehingga kita perlu mempertimbangkan sebelum membuangnya, seperti gulma tanaman Meniran, daun pegagan, tanaman Anting-anting, Ki Tolod, dan tanaman ciplukan.

Manfaat Daun Bandotan Dan Ciri-Ciri

Manfaat daun Bandotan mengandung asam amino, organacid, pectic substance, minyak atsiri kumarin, ageratochromene, friedelin, sitosterol, stigmasterol, tanin, sulfur, dan potassium chlorida. Sementara akar tanaman mengandung minyak atsiri, senyawa alkaloid dan kumarin. Ciri-ciri tanaman ini sebagai berikut:

1. Tanaman ini dikenal berbau keras, ciri batang tegak atau berbaring.
2. Ciri akar terlihat pada bagian yang menyentuh tanah, sementara batang berambut jarang, sering bercabang.
3. Ciri kuntum bunga majemuk yang terletak di ujung, tinggi tanaman mencapai 120 cm.
4. Ciri daun Bandotan bertangkai 0.5 hingga 5 cm, daun berseling atau berhadapan, terutama pada di bagian bawah.
5. Ciri helaian daun bundar telur hingga menyerupai belah ketupat. Pangkal daun seperti jantung, membulat atau meruncing, bagian ujung tumpul atau meruncing. Ciri tepi daun bergerigi, kedua permukaan berambut panjang dengan kelenjar di sisi bawah.

Manfaat Daun Bandotan Untuk Obat Luar

Manfaat daun Bandotan dalam herbal telah lama dikenal luas sebagai obat luka luar. Salah satu cara membuat herbal sederhana adalah sebagai berikut:

1. Ambil daun bandotan secukupnya, kemudian haluskan dan dicampur dengan minyak goreng. Herbal ini digunakan untuk obat luar saja.
2. Cara lain dengan meremas-remas daun Bandotan dan dicampur dengan kapur. Kemudian dioleskan pada luka yang masih segar.
3. Rebus daun Bandotan untuk pengobatan sakit dada, ramuan ini dioleskan ke dada. Rebusan daun juga bisa untuk obat mata yang panas.
4. Pengobatan untuk menurunkan demam. Ambil akar tanaman, kemudian dihaluskan. Ramuan ini dioleskan ke badan, air perasan juga bisa sebagai obat tetes mata.

Pembuatan obat herbal dari daun Bandotan dengan cara diatas sudah umum digunakan penduduk Pantai Gading. Juga digunakan untuk mengobati sakit perut, penyembuhan luka, dan menyembuhkan patah tulang.

Efek Samping Mengkonsumsi Daun Bandotan

Yang harus diingat, tanaman Bandotan memiliki racun yang tergolong jenis pestisida. Orang-orang Barat telah membuat insektisida dan nematisida dari ekstrak tanaman Bandotan. Karena tanaman ini mengandung Pyrrolizidine Alkaloid, senyawa yang diproduksi oleh tanaman sebagai mekanisme pertahanan terhadap herbivora serangga.

Pyrrolizidine Alkaloid tak jenuh bersifat hepatotoksik, yaitu merusak hati. Senyawa ini juga menyebabkan penyakit hati Veno-occlusive dan kanker hati, bersifat Tumorigenik atau penyebab Tumor. 

Dari penelitian ini, sangat tidak disarankan untuk mengkonsumsi herbal daun Bandotan. Meskipun banyak ditemukan manfaat tanaman bandotan untuk obat maag, perut, dan lainnya, tetapi manfaat daun Bandotan yang aman digunakan hanya sebatas obat luar saja.

Referensi

• Plant sources of hepatotoxic pyrrolizidine alkaloids. Jurnal Nature doi:10.1021/np50014a001
• Ageratum conyzoides: A tropical source of medicinal and agricultural products. By Ming, L.C., 1999.
• Ageratum Conyzoides, image by Wikimedia Commons.