Salah satu kayu yang saat ini dianggap memiliki khasiat kesehatan adalah kayu hitam, dari spesis tumbuhan ebony. Salah satunya kayu hitam dari Sulawesi, sejenis pohon penghasil kayu mahal dari suku eboni-ebonian (Ebenaceae) yang merupakan tumbuhan endemik daerah itu. Legenda kayu hitam ebony saat ini menjadi kisah tradisi di India. Nama latin tanaman disebut Diospyros, salah satu kayu ara Coromandel atau kayu eboni India Timur.
Tanaman ini merupakan spesies pohon berbunga dari keluarga Ebenaceae yang berasal dari India dan Sri Lanka, memiliki kulit kayu yang keras dan kering. Secara lokal dikenal sebagai pohon temburini atau kayu kendu. Sering disebut sebagai Coromandel ebony, streaked ebony, Diospyros melanoxylon atau juga black ebony. Daunnya bisa digunakan sebagai pembungkus tembakau untuk membuat beedi India, dan rokok konvensional di India. Pohon ini menghasilkan kayu yang berkualitas sangat baik, berwarna coklat gelap, kehitaman, atau hitam belang-belang kemerahan. Kayu hitam ini memiliki berat jenis melebihi air, sehingga tidak dapat mengapung.
Menurut cerita suku Oriyan, asal usul dan legenda kayu hitam ebony terkait kisah pada zaman purbakala. Kisah yang menceritakan Kittung dan istrinya harus melarikan diri dari banjir besar di dalam labu. Saat mencapai tempat yang aman, mereka keluar dari labu yang secara alami pecah, dan mereka membuat api dari sisa-sisanya. Dari sisa yang hangus kemudian muncul pohon eboni yang berwarna hitam.
Legenda Kayu Hitam Ebony
Versi lain menceritakan, seorang gadis meninggal karena gigitan ular. Pohon ini muncul dari kuburnya, gigitan ular itu ternyata membuat korban biru-kehitaman karena racunnya. Sehingga pohon yang tumbuh diatas kuburnya juga berwarna hitam. dari kisah ini, ada tradisi diantara suku-suku tertentu di India. Sebuah tiang yang terbuat dari pohon eboni biasanya digunakan untuk melindungi ladang tembakau dan cabai dari penyihir. Mereka berkeyakinan bahwa penyihir akan tertarik oleh tiang kayu hitam. Tiang hitam akan mebuat seluruh bidang akan tampak gelap bagi sang penyihir, tak terlihat dan melindungi kebun dari bahaya.
Menurut legenda kayu hitam ebony dari suku lainnya, menceritakan mengapa kayu ebony menjadi hitam merujuk pada kisah Ramayana. Sebelum pertempuran Lanka berlangsung untuk menyelamatkan Sita, Hanuman (Dewa monyet) dikirim oleh Ramachandra untuk mensurvei kota Lanka yang tangguh. Hanuman, anak Vayu atau angin, mengikat sepotong kain yang dibasahi minyak ke ekornya kemudian menyalakannya. Hanuman melompat dari atap ke atap rumah, sehingga membuat kota itu terbakar. Setelah itu melompat kembali ke tempat yang aman, dia mengusap tangannya yang menghitam ke pohon Ebony. Sejak saat itu kayu ebony berwarna hitam.
Kisah legenda kayu hitam ebony menurut cerita suku Muria juga sangat mirip dengan cerita di atas. Ketika kebajikan Lingo diuji oleh cobaan api, pohon Tinsa (Ougeinia dalbergioides) tumbuh dari api. Kaki Lingo menyepak pohon Tinsa dan kulit kayu sejak saat itu tampak mati dan kering pada satu sisinya. Abu putih dari tubuhnya terbang di atas pohon Saja (Terminalia tomentosa) dan menjadi putih dan suci. Lingo menjadi suci saat melewati ujian, menggosok-gosok badannya yang menghitam ke pohon ebony. Sejak saat itu, kayu ebony berubah menjadi warna hitam.
Baca juga:
- Mitos Tanaman Brotowali Menghidupkan Pasukan Yang Telah Mati
- Kisah Raja Kera Sakti Dan Siluman Air Di Hutan Bambu
Kisah Buah Ebony Dan Raja Kera
Ada kisah lain tentang buah Ebony yang dianggap sakral oleh umat Budha karena salah satu cerita Jataka, kisah kelahiran Buddha. Pohon ini merupakan naungan dan sangat dihargai di India. Ketika Brahmadatta merupakan raja Benares, Bodhisatta terlahir sebagai raja kera. Dia bersama 80,000 kera lainnya hidup di dekat sebuah desa, di Himalaya. Di desa itu ada pohon Tinduka (Diospyros malabarica) yang sedang berbuah penuh dan rasanya manis. Desa ini dihuni manusia, sebagian kera tersebut biasanya turun dari bukit untuk memakan buahnya.
Suatu ketika pohon itu penuh dengan buah, desa itu penuh dengan penduduk. Tapi kera-kera tersebut memutuskan untuk mengambil risiko dan menyerang desa. Ketika mereka mengatakannya kepada raja mereka tentang niat itu, dia memperingatkan mereka agar tidak melakukannya karena manusia sangat penuh tipu daya. Tapi kera-kera itu merasa lapar akan tergiur akan rasa buah yang lezat. Raja kera memutuskan untuk pergi pada tengah malam saat semua orang tertidur lelap.
Sebagian besar pasukan kera itupun turun dari pegunungan dan menunggu di sekitar desa sampai penduduk tertidur. Saat desa sepi, mereka menyusuri pohon Tinduka dan mulai memakan buahnya. Tapi karena nasib buruk, seseorang terbangun dan memberi isyarat kepada yang lain. Penduduk desa terbangun dan berlari dengan senjata apa pun yang mereka pegang dan mengelilingi pohon untuk membunuh kera-kera itu.
Kera-kera itu ketakutan dan menatap raja mereka untuk meminta bantuan. Dia meyakinkan bahwa semuanya akan baik dan meminta mereka untuk berkumpul bersama. Ketika 80,000 kera berkumpul, mereka menemukan bahwa Sanaka, keponakan sang Guru hilang. Dia tertidur saat pasukan mereka pergi ke desa. Saat bangun tidur, Sanaka mengikuti jejak kera lainnya.
Sanaka mendekati desa, dia melihat orang-orang berlarian, berteriak sambil mengacungkan tongkat. Dia menyadari ada bahaya besar yang akan terjadi pada kawanannya yang terjebak. Saat itu dia melihat sebuah gubuk di luar desa, didalamnya ada seorang wanita tua yang tertidur lelap dan menyalakan api untuk menerangi depan rumahnya. Sanaka mengambil api dan membakar desa tersebut. Melihat desa yang terbakar, penduduk meninggalkan kera dan pohon Tinduka. Mereka bergegas memadamkan api di rumah-rumah penduduk desa. Kawanan itupun mulai pergi melarikan diri, masing-masing membawa buah Tinduka untuk diberikan kepada Senaka.
Baca juga:
- Legenda Pohon Jabon Dan Krishna, Tanaman Suci Kadamba
- Asal Usul Pohon Kelapa, Tubuh Raja Yang Terlempar Dari Surga
Menurut kisah tradisi, menyimpan kayu Tinduka diyakini dapat mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan. Menurut studi, daun ebony mengandung flavon, triterpen pentacyclic yang memiliki sifat antimikroba. Kulit kayu ebony membuktikan adanya aktivitas antihyperglycemic, empat spesies Diospyros di India memiliki efek anti-plasmodial. Efek ini dianggap signifikan untuk melawan Plasmodium falciparum yang dapat menyebabkan malaria pada manusia.
Referensi
- Bidi – A short history. Publish by Current Science. Bangalore, India, 2009.
- Plan Myths And Tradition in India, by Shakti M. Gupta, 1968.
Legenda Kayu Hitam Ebony, Anti Sihir Dan Keberuntungan
Reviewed by Jamaluddin
on
10/24/2017
Rating:
No comments: