Tanaman ini memang banyak digunakan sebagai bahan herba, sebagai obat tradisional turun menurun sejak dahulu. Ada legenda yang mencaritakan asal-usul tanaman brotowali, kisah ini diambil dalam cerita Ramayana. Ada banyak nama untuk menyebutkan spesies ini dalam bahasa yang berbeda. Mitos tanaman brotowali dikenal luas di seluruh wilayah India, dan penggunaanya saat ini telah meliputi pengobatan tradisional.
Ada beberapa kata sinonim dalam bahasa Sanskrit yang berbeda untuk penyebutan Tinospora. Terutama yang menunjukkan sifat dan karakteristiknya, misalnya Amrita yang merupakan sinonim yang paling banyak digunakan. Tanaman brotowali dalam bahawa latin disebut Tinospora Cordifolia, bahasa sanskerta menyebutnya Guduchi, Amrta, Cinnodbhava. Tanaman ini diartikan sebagai nektar, berbagai formulasi obat tradisional menggunakan tanaman Guduchi.
Mitos Tanaman Brotowali
Menurut kisah, tanaman ini dianggap suci karena disebutkan dalam legenda Ramayana. Raja Iblis Rahwana, dirinya terpikat akan kecantikan Sita yang merupakan istri Ramachandra. Rahwana ingin menjadikan Sita sebagai istrinya. Selain itu, dengan berbuat demikian berharap bisa membalas dendam saudaranya (Surupnakha) yang hidungnya telah dipotong oleh Lakshmana, adik laki-laki Ramachandra. Dia memainkan tipu muslihat pada mereka, menyingkirkan Ramachandra dan Lakshmana dengan kecakapan magisnya dari pondok tempat Sita berdiam dengan suami dan iparnya.
Pertempuran besar terjadi setelah penculikan Sita. Untuk menyelamatkannya, Ramachandra dengan tentara monyet menyerang Lanka dan membunuh Rahwana. Sita akhirnya berhasil diselamatkan. Indra, raja dewa merasa bahagia saat jatuhnya Rahwana pada saat menyingkirkan kejahatan. Indra menghidupkan kembali semua pasukan Vaanara (monyet-monyet) yang terbunuh dalam pertempuran dengan menyemprotkan ramuan obat mujarab pada mereka.
Baca juga:
Seekor rusa emas muncul, seperti yang diinginkan Sita. Untuk menangkap rusa itu, kedua saudara laki-laki tersebut menggiringnya ke tempat yang jauh. Ketika mereka meninggalkan Sita, Rawana muncul di hadapan Sita dengan kedok seorang pengemis dan meminta sedekah. Sita mempercayainya untuk menjadi petapa yang saleh keluar dari pondok untuk memberinya sedekah. Saat itu, dia dibawa secara paksa oleh Rahwana ke kerajaannya di Lanka.
Pertempuran besar terjadi setelah penculikan Sita. Untuk menyelamatkannya, Ramachandra dengan tentara monyet menyerang Lanka dan membunuh Rahwana. Sita akhirnya berhasil diselamatkan. Indra, raja dewa merasa bahagia saat jatuhnya Rahwana pada saat menyingkirkan kejahatan. Indra menghidupkan kembali semua pasukan Vaanara (monyet-monyet) yang terbunuh dalam pertempuran dengan menyemprotkan ramuan obat mujarab pada mereka.
Dalam penyemprotan obat itu, beberapa nektar jatuh ke bumi dan tumbuh menjadi tanaman Gaduchi. Karena asal tanaman ini dari nektar, mitos tanaman brotowali atau gaduchi diabadikan dan dianggap suci.Gaduchi sampai saat ini dianggap sebagai tanaman obat berasa pahit untuk mengobati berbagai penyakit. Nama tanaman Gaduchi dikenal berbeda dibeberapa wilayah, termasuk di Indonesia lebih mengenalnya sebagai tanaman brotowali.
Baca juga:
Di Indo-Cina, semua bagian tumbuhan brotowali digunakan sebagai obat demam yang dapat menggantikan Kinine. Di Filipina dianggap sebagai obat serba bisa, bahkan dapat digunakan untuk mengobati penyakit gila dan berkhasiat seperti kina. Di Indonesia, batang tanaman untuk obat sakit perut, demam dan sakit kuning. Juga digunakan sebagai obat gosok untuk mengobati sakit punggung dan pinggang. Menurut penelitian, air rebusan batang tanaman dapat memberi ketenangan pada tikus, bermanfaat untuk psychosis dan sekresi lebih banyak.
Referensi
- Tinospora cordifolia (Guduchi), a reservoir plant for therapeutic applications: A Review. Publish by Indian Journal of Traditional Knowledge, July 2004.
- Tinospora cordifolia, image courtesy of Wikimedia Commons.
Mitos Tanaman Brotowali Menghidupkan Pasukan Yang Telah Mati
Reviewed by KGet
on
10/23/2017
Rating:
No comments: