Tanaman Obat Komfrey, Manfaat Dan Efek Samping Kesehatan

Komfrey adalah nama umum yang digunakan untuk tanaman dari genus Symphytum, merupakan spesis yang juga dibudidayakan secara organik. Tanaman obat komfrey dan manfaatnya telah digunakan sebagai tanaman untuk pupuk dan ramuan herba. Nama latin komfrey disebut Symphytum officinale L, ramuan abadi dari keluarga Boraginaceae dengan ciri akar lobak hitam dan daun besar berambut lebat. Daun ini memiliki bunga berbentuk lonceng kecil dengan berbagai warna, biasanya berwarna krem atau keunguan dan terkadang bergaris. 

Tanaman ini diduga berasal dari wilayah Eropa, berkembang di tempat yang lembab dan berumput. Komfrey paling sering tumbuh di tempat liar, bisa saja di tepi sungai dan selokan. Tanaman ini telah lama dikenal osebagai bahan herba organik karena kegunaan dan fleksibilitasnya yang luar biasa.

Cara menanam tanaman obat komfrey sangat mudah, media tanam harus disiapkan dengan baik dengan cara menyiangi secara rutin. Sebaiknya mempersiapkan media tanam dan mencampurnya dengan pupuk kandang atau organik. Jangan memanen komfrey pada usia muda, sebaiknya persiapkan tanaman ini hingga dewasa. Setiap batang pembungaan harus dipotong, karena dianggap akan melemahkan tanaman di tahun pertama.

Klasifikasi tanaman komfrey yang berkembang diseluruh dunia antara lain adalah:

1. Symphytum asperum (synonym: S. asperrimum) – Prickly comfrey, rough comfrey
2. Symphytum bulbosum (Bulbous comfrey)
3. Symphytum caucasicum (Caucasian comfrey)
4. Symphytum ibericum (Creeping comfrey, Iberian comfrey)
5. Symphytum officinale (Comfrey)
6. Symphytum orientale (White comfrey)
7. Symphytum tauricum (Crimean comfrey)
8. Symphytum tuberosum (Tuberous comfrey)
9. Symphytum × uplandicum (S. asperum × S. officinale, synonym: S. peregrinum) 

Tanaman komfrey termasuk jenis yang mampu tumbuh dengan cepat. Komfrey menghasilkan daun yang banyak selama masa pertumbuhan sehingga membutuhkan cukup nitrogen. Tanaman ini harus dipanen dengan menggunakan gunting, sabit, dan memotong tanaman sekitar 2 inci di atas tanah. Perawatan tanaman ini harus dilakukan secara hati-hati karena daun dan batangnya ditutupi rambut bisa mengiritasi kulit. Sangat dianjurkan untuk memakai sarung tangan saat merawat tanaman obat komfrey.

Tanaman Obat Komfrey

Komfrey mengandung molekul organik disebut allantoin yang dapat merangsang pertumbuhan dan perbaikan sel dan menekan peradangan. Senyawa lainnya termasuk saponin steroid, tanin, alkaloid pyrrolizidine, inulin, dan protein. 

Baca juga: 

• Manfaat Daun Kremah, Rumput Obat Sejak Ribuan Tahun Lalu
• Manfaat Daun Bahagia, Beras Wutah, Sri Rezeki, Untuk Kesehatan

Tanaman obat komfrey memiliki sejarah panjang, pengobatan tradisional telah mencatat tentang manfaatnya yang digunakan secara internal. Tanaman ini telah dikenal sejak ribuan tahun lalu sebagai salah satu ramuan terapeutik. Komfrey digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit mulai dari masalah bronkhitis, patah tulang, keseleo, radang sendi, tukak lambung dan varises. 

Komfrey juga dipercaya mampu mengobati luka bakar parah, jerawat dan penyakit kulit lainnya. Selain itu, tanaman obat komfrey memiliki sifat yang mampu membantu pertumbuhan tulang dan gigi pada anak-anak.

Efek Samping Daun Komfrey

Efek samping daun komfrey menurut penelitian modern menyebutkan bahwa harus dibatasi penggunaannya secara topikal dan tidak boleh tertelan. Komfrey mengandung senyawa berbahaya yang disebut alkaloid pyrrolizidine hepatotoksik (PA). 

Baca juga: Manfaat Jarak Bali, Jarak Botol Dan Efek Samping

Menurut studi bahwa komfrey sangat berkaitan dengan penyakit veno-oklusif (VOD). Penyakit ini dapat menyebabkan kegagalan hati yang bisa saja berujung pada kematian. Menurut para ahli, ekstrak tanaman obat komfrey sebaiknya tidak dikonsumsi lebih dari 10 hari berturut-turut, dan tidak lebih dari 4-6 minggu dalam setahun.

Referensi

• Comfrey root: from tradition to modern clinical trials. Publish by Wiener Medizinische Wochenschrift 2013. DOI:10.1007/s10354-012-0162-4
• Herbal medicinals: selected clinical considerations focusing on known or potential drug-herb interactions. Publish by Arch Intern Med, 1998. DOI:10.1001/archinte.158.20.2200.